(suterachannel.id) Wajo – Sulsel, Suasana hangat dan penuh makna mewarnai kunjungan kerja Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, ke Kabupaten Wajo. Disambut langsung oleh Bupati Wajo, H. Andi Rosman, pertemuan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan awal dari kolaborasi dua daerah yang memiliki pertalian sejarah panjang dan semangat pembangunan yang sejalan.
Dalam sambutannya, Bupati Wajo menekankan bahwa hubungan Wajo dan Kutai Kartanegara telah terjalin sejak masa silam.
“Pertautan sejarah ini adalah perekat yang semestinya mengantarkan kita pada hubungan kerja sama yang lebih erat, baik hari ini maupun di masa mendatang,” ujar Andi Rosman dengan penuh keyakinan.
Ia melihat besarnya peluang sinergi di era otonomi daerah. Salah satunya, menjadikan Kutai Kartanegara sebagai pasar potensial bagi komoditas unggulan Wajo, khususnya sektor pertanian.
“Wajo memiliki lahan produktif seluas 10.500 hektare. Ini adalah modal besar untuk membangun kolaborasi ekonomi antarwilayah,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, mengapresiasi sambutan hangat dari Pemerintah Kabupaten Wajo. Ia menyebut kedekatan historis sebagai fondasi penting kerja sama antarwilayah.
“Salah satu raja besar kami, Sultan Adji Muhammad Idris, disemayamkan di bumi Wajo. Ini bukan hanya catatan sejarah, tapi jembatan emosional yang mengikat kita,” ungkapnya.
Ia juga memuji Wajo atas keberhasilannya dalam sektor pertanian.
“Kami melihat Wajo sebagai rujukan dalam pengelolaan pertanian modern. Kutai Kartanegara punya potensi yang sama, dan kami ingin mengembangkan sektor ini secara adaptif dan berkelanjutan,” tambah Aulia Rahman.
Kunjungan ini semakin bermakna dengan kehadiran Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21, Sultan H. Adji Muhammad Arifin bersama Permaisuri Ratu Sekar Ayu. Turut hadir pula Ketua DPRD Kukar, Sekretaris Kabupaten Kukar, sejumlah pimpinan OPD, dan anggota DPRD Kukar.
Pertemuan dua kepala daerah ini ditutup dengan penyerahan cendera mata, menjadi simbol komitmen baru antara dua kerajaan modern yang tengah merenda mimpi bersama—mengikat sejarah, budaya, dan ekonomi dalam satu harmoni pembangunan yang berkelanjutan.
Deden