(suterachannel.id) Wajo – Sulsel, Tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah kembali diperingati umat Islam sebagai Hari Asyura, hari yang dikenal penuh dengan nilai sejarah dan spiritual.
Dosen Universitas Islam As’adiyah (UNISAD), Ustadz H. Hasan Basri, S.Pd.I., M.Pd, menjelaskan bahwa Hari Asyura adalah momentum penting untuk memperkuat keimanan dan memperbanyak amal saleh.
“Asyura bukan hanya soal tanggal ke-10 di bulan Muharram, tapi hari ini penuh makna karena banyak peristiwa besar yang terjadi pada para nabi terdahulu,” ujar Ustadz Hasan Basri saat ditemui tim suterachannel.id pada minggu (6/7/2025).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, kata Asyura berasal dari bahasa Arab “عاشوراء” yang berarti kesepuluh, merujuk pada hari ke-10 di bulan Muharram, salah satu bulan suci dalam Islam, hari ini dimuliakan karena menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah kenabian.
“Di hari ini, Nabi Adam AS diterima tobatnya, Nabi Nuh AS diselamatkan dari banjir besar, Nabi Musa AS lolos dari kejaran Firaun lewat mukjizat Laut Merah, dan Nabi Ibrahim AS selamat dari kobaran api,” jelasnya.
Selain itu, terjadi pula peristiwa tragis gugurnya cucu Rasulullah SAW, Imam Husain bin Ali RA, di Padang Karbala, peristiwa ini menjadi simbol perjuangan melawan kezaliman yang patut dikenang dengan cara yang penuh hikmah.
Salah satu amalan utama di Hari Asyura adalah puasa sunah, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya berpuasa pada tanggal 10 Muharram, dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Nabi SAW bersabda
“Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)
Untuk membedakan dengan tradisi kaum Yahudi, Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk menambahkan puasa sehari sebelum atau sesudahnya, yaitu 9 dan 10 Muharram (Tasu’a dan Asyura), atau 10 dan 11 Muharram.
Selain puasa, Ustadz Hasan Basri juga mendorong umat Islam untuk memperbanyak amal kebaikan, seperti membaca Al-Qur’an dan berdzikir serta melapangkan nafkah kepada keluarga
“Rasulullah menyebut bahwa siapa yang melapangkan nafkah keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun,” jelasnya, mengutip hadits riwayat al-Baihaqi.
Ustadz Hasan Basri menegaskan bahwa Hari Asyura adalah saat yang tepat untuk introspeksi diri, memperbanyak doa, dan memperkuat keteladanan terhadap perjuangan para nabi.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Yusuf: 111)
“Hari Asyura bukan sekadar mengenang, tapi mengajak kita untuk bangkit, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT,” pungkasnya.
Deden.